UWAK TAYYIB

Uwak Tayyib adalah salah satu dari sebagian orang pendatang di Pulau Bawean. Pada usia 19 tahun, Uwak yang berasal dari Pangkajene, Sulawesi Selatan ini mempunyai misi berlayar mengarungi lautan menuju Belitung untuk merantau mencari pekerjaan.

Dengan perahu layar, ia menghabiskan waktu barhari-hari di laut membawa segudang asa demi masa depannya. Namun sayang, badai dan gelombang di laut Jawa memaksanya untuk mendarat di pulau kecil utara Gresik, Pulau Bawean.

Uwak yang terdampar, akhirnya menemukan tambatan hatinya. Ia menikahi seorang wanita asal Bawean. Uwak, yang setelah menikah, hanya sekali pulang ke kampung halamannya di Pangkajene untuk pamit. Sesekali, Uwak juga berkirim surat. Namun, lama-lama surat-suratnya itu tak mendapat balasan. Di usia senjanya, Uwak masih sangat ingin sekali menengok keluarganya di Pangkajene.

Uwak bercerita, dulu, anaknya berjanji jika sudah merantau di Negeri Jiran dan sukses, Uwak akan dibawa ke Pangkajene. Namun sayang, anaknya mendapat jodoh dengan orang luar Pulau, dan sangat jarang sekali pulang ke Bawean, bahkan sekarang tidak pernah. Kini, janji tinggal janji. Uwak hanya bisa pasrah.

Uwak berharap ada orang Pangkajene yang ke Bawean, atau sebaliknya, orang Bawean yang ke Pangkajene. Ia ingin menitipkan kerinduannya untuk keluarga di Pangkajene. Ia ingin menyambung lagi silaturahmi yang terhalang Samudera.

Komentar