Pesona Kampung Al-Munawar, Palembang

Kota Palembang bukan hanya tentang Empek-empek, atau Jembatan Ampera yang membentang gagah di atas Sungai Musi dengan ribuan manusia yang lalu lalang tiap harinya. Ada yang menarik perhatian untuk dikunjungi kalau Anda pecinta sejarah, budaya, dan bangunan-bangunan tua yang bernilai tinggi. Ya, tempat tersebut bernama Kampung Al-munawar, terletak di Kelurahan Ulu 13, Kecamatan Seberang, Palembang.

Waktu itu, saya dan rombongan tim Genpi (generasi pesona Indonesia) Sumatra Selatan yang baru saja di resmikan oleh dinas pariwisata berkunjung ke kampung unik ini. Kenapa saya sebut unik? Karena di kampung ini semua penghuninya adalah warga palembang keturunan Arab. Tak hanya itu, rumah-rumah di Kampung Al-Munawar ini rata-rata usianya lebih dari 2 abad. Ada yang 200 tahun, dan ada juga yang lebih dari 300 tahun!

Pesona Rumah Kuno Kampung Al-Munawar, Palembang

Rombongan tim Genpi Sumatra Selatan tiba di Kampung Al-Munawar sekitar pukul setengah empat sore. Waktu yang tepat untuk berkunjung ke sebuah destinasi budaya dan sejarah. Kunjungan saya ke Palembang ini sebagian dari acara launching Genpi Sumsel, dan saya mewakili Genpi Jawa Timur untuk memenuhi undangan tersebut.

Ketika turun dari mobil, pandangan saya langsung tertuju ke rumah tua di seberang lahan parkir. Di teras rumah tersebut nampak seseorang yang duduk dengan hidangan secangkir kopi, dan ditangan kirinya terselip sebatang rokok kretek, saya taksir usianya kira-kira setengah abad. Saya menghampirinya, dan mengajaknya mengobrol seputar sejarah singkat Kampung Al-munawar ini. Pak Abdullah namannya.

Pesona Rumah Kuno Kampung Al-Munawar, Palembang

Pak Abdullah adalah keturunan ke 5 di kampung etnis ini. Umurnya 54 tahun. Beliau menerangkan bahwa di kampung ini semua adalah saudara dan satu keturunan orang arab yang beranak-pinak di Palembang. Pak Abdullah yang sore itu mengenakan sarung merah, kemeja putih dan berkopyah hijau mempersilahkan saya masuk ke dalam rumah tuanya, dan sedikit menjelaskan konstruksi bangunan rumah yang sampai saat ini masih tetap kokoh.

Rumah Pak Abdullah semuanya terbuat dari bahan kayu ulin, di sisi luarnya tidak di cat sehingga menambah kesan kuno. Coklat tua dan agak sedikit mangkak. Saya menebak dibagian dalam pun sama, tapi ternyata tidak. Dalamnya sudah di cat warna-warni, dirubah-rubah warnanya secara berkala, "Supaya tidak bosan, kadang warna catnya diganti", ucap Pak Abdul. 

Rata-rata, di kampung Al-Munawar setiap rumah di isi oleh 7-8 orang. Dan di kampung ini, ada sekitar 70 kk. Semuanya keturunan Arab.

Pesona Rumah Kuno Kampung Al-Munawar, Palembang

"Nanti lihat laot sana dibelakang, bagus kalau sore" Pak Abdullah menginformasi. 

Saya jadi bertanya-tanya ketika Pak Abdullah mengucap "Laot". Bagaimana tidak, Palembang jauh dari laut, dan letak kotanya hampir berada ditengah-tengah provinsi Sumatra Selatan. Dan yang membuat saya heran, Pak Abdullah melontarkan kata "Laot" sambil menunjuk jari ke arah lorong gang didepan rumahnya.

"Apa yang bapak maksud laut itu Sungai?" Tanya saya ke Pak Abdullah. Setelah mendengar jawabannya, memang benar, di ujung lorong gang tersebut adalah Sungai Musi. Beliau menyebut sungai tersebut dengan kata Laot ; Laut. Mungkin karena saking besarnya Sungai Musi dan banyak kapal-kapal besar bermuatan, sehingga sebutan Laot pantas disandang oleh Sungai Musi oleh warga Kampung Al-Munawar?

Pesona Rumah Kuno Kampung Al-Munawar, Palembang

Saya berpamitan ke Pak Abdullah dan kembali melanjutkan perjalanan menyusuri lorong gang Kampung Al-Munawar. Bangunan-bangunan di sisi kanan dan kiri cantik sekali, kuno, eksotis, dan Instagramable. Sekali-kali, saya mengambil gambar foto setiap kegiatan yang dilakukan oleh warga. Dan dengan malu-malu mereka menyembunyikan wajah dibalik lebihan kain kerudungnya.

Pesona Rumah Kuno Kampung Al-Munawar, Palembang

Sore itu saya menyaksikan kapal-kapal besar dan kecil sibuk berlalu lalang di Sungai Musi. Sebuah pemandangan yang tidak biasa buat saya. Laot Musi juga menjadi penggerak ekonomi masyarakat Palembang. Dan kalau tidak salah dengar apa yang dikatakan pak sopir yang mengantar saya kesini, di Sungai Musi ini juga terdapat pelabuhan kapal dan bisa mengantarkan kita ke Pulau Bangka Belitung.

Sudah hampir dua jam saya berada di Kampung Al-Munawar. Mengamati arsitektur setiap bangunan-bangunan tua, menikmati keramahan warganya, mengabadikannya dalam sebuah foto dan tulisan singkat, sungguh memberikan saya pengalaman baru.

Suara lantunan ayat suci penghantar maghrib sudah mulai berkumandang di Masjid Al-Munawar. Sungai Musi masih sibuk, dan mungkin akan terus sibuk sepanjang waktu. Kami, rombongan dari Genpi meninggalkan Kampung Etnis yang mulai banyak dikenal oleh wisatan ini.

Pesona Rumah Kuno Kampung Al-Munawar, Palembang

Kawan, kalau Anda ke Palembang, wajiblah mampir ke Kampung Al-Munawar. Indah nian, kampungnya, masyarakatnya.

Pesona Rumah Kuno Kampung Al-Munawar, Palembang

#Genpi #PesonaIndonesia #PesonaPalembang

Komentar